Kendari, reportasenews.com – Menteri Dalam Negeri, M. Tito Karnavian, Senin pagi (20/11/2023) menggelar rapat koordinasi (Rakor) mingguan dalam rangka pengendalian inflasi secara virtual. Dalam rakor tersebut disampaikan update IPH (Indeks Perubahan Harga) yang angkanya di bawah 1%, maupun yang perlu diatensi mengingat angkanya tinggi.
“Maluku Utara dengan pencapaian IPH terendah, selanjutnya ada Sulawesi Tenggara yang berhasil menurunkan angka IPH dari bulan sebelumnya yakni Oktober di angka 1,41% menjadi 0,25% di minggu ke-3 November ini,” ungkap Tito.
Selanjutnya, Tito berpesan agar para Kepala Daerah dapat mempertahankan angka IPH di wilayahnya masing-masing agar tetap rendah, sebagai gambaran kestabilan harga-harga kebutuhan pokok di daerah.
“Saya ucapkan selamat dan terima kasih kepada daerah – daerah yang telah berhasil menekan angka IPH di wilayahnya,” tegas Mendagri.
Pada kesempatannya, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengapresiasi kinerja jajarannya yang “_total football_” secara bersama mengendalikan inflasi di Sulawesi Tenggara.
“Terima kasih kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) beserta seluruh jajaran yang dalam upaya mengendalikan inflasi. Hal ini ditandai dengan menurunnya angka IPH kita di minggu ke-3 bulan November ini. Namun demikian, kita masih memiliki pekerjaan rumah yakni menurunkan angka inflasi yang saat ini masih berada di angka 3,14.” kata Pj Gubernur.
Perlu diketahui bahwa IPH merupakan ukuran statistik yang menyatakan perubahan harga-harga mingguan, ini digunakan sebagai angka pendekatan (_proxy_) pada angka inflasi di suatu daerah.
Berdasarkan komoditasnya, penurunan harga terutama disumbang oleh komoditas cabai merah, pisang, susu bubuk untuk balita. (*)