Paloh, reportasenews.com – Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing memiliki dua ekosistem, yaitu mangrove dan pantai. Pemandangan khas vegetasi akar napas akan dirasakan saat menyusuri sungai. Bak film Twilight, suguhan hutan cemara menghiasi lokasi Suaka Penyu yang teduh dan rindang.
Sebagai lokasi pendaratan penyu untuk bertelur, Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing kali ini dipilih sebagai lokasi peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2019 lingkup BKSDA-KALBAR.
Bertepatan juga dengan bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74, BKSDA Kalimantan Barat bersama Pemda Kabupaten Sambas, Koramil Paloh, Polsek Sajingan dan Paloh serta masyarakat mengadakan pelepasliaran Elang Bondol dan 1.200 Tukik pada tanggal 3 Agustus 2019.
“Harapan besar agar populasi penyu bertelur di pantai Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing dapat lestari sejalan dengan kemakmuran masyarakat lokal,” kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor Adirahmanta, Minggu (4/8/2019).
Pada kesempatan ini, Sadtata Noor juga memberikan apresiasi bagi dua nelayan lokal yang telah berjasa membantu upaya pelestarian penyu di kawasan Taman wisata Alam Tanjung Belimbing.
“Kedua nelayan ini patut diapresiasi tinggi semangat konservasi dan kepeduliannya terhadap pelestarian dan penyelamatan penyu yang merupakan satwa dilindungi dan terancam punah,” ujarnya.
Kedua nelayan ini berjasa memberikan makanan bagi anak penyu (tukik) dengan ikan ikan hasil tangkapannya kepada pengelola di Taman wisata Alam Tanjung Belimbing.
Di suaka Penyu Taman wisata Alam Tanjung Belimbing memiliki pusat penangkaran bagi tukik dan pengawasan di bawa kendali BKSDA Kalbar Seksi Wilayah III Singkawang. Terdapat dua jenis penyu yang hidup dan sering bertelur di kawasan ini yakni penyu hijau dan penyu sisik.
Komentar