Pasuruan, reportasenews.com – Usaid Iwins yang telah melakukan kegiatan sosial di kawasan Kota dan Kabupaten Pasuruan, telah melahirkan Jejaring Masyarakat Air Bersih dan Sanitasi (Jemaris) dalam sekolah lapangan.
Bahkan sudah diterapkan tatanan untuk selalu hidup bersih dan menjaga lingkungannya. Realisasinya saat digelar hari temu sekolah lapangan di Kelurahan Tapaan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Jatim, Rabu (25/10).
Manager Program Usaid Iwins Indonesia, Arif Lukman Hakim mengatakan, partisipasi masyarakat yang sadar, bahwa masalah lingkungan bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga menjadi tanggung-jawab semuanya.
“Program Iwins ini untuk kepentingan masyarakat, “katanya, disela acara Field Day Jemaris, di Lapangan Kelurahan Tapaan, Kota Pasuruan, Rabu (25/10).
Menurutnya, dengan program sekolah lapangan bisa melatih masyarakat yakni para pemandu sejumlah 54 orang, 34 sekolah lapangan tersebar di beberapa kelurahan dan 900 kader sekolah lapangan, juga kerja sama dengan instansi pemerintah maupun lembaga NU.
“Bermodal ribuan anggota Jemaris itu, akan bisa mengajak masyarakat untuk mengatasi semua problem lingkungan,” ujar Arif Lukman Hakim.
Para anggota Jemaris ini sebelumnya mengikuti sekolah lapang yang digelar Iwins. Programnya untuk memberikan kesadaran terhadap untuk hidup sehat. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan sanitasi dan air bersih. Di sekolah lapangan diberikan upaya untuk memenuhi krisis air bersih secara permanen, dengan menjaga mata air dan memanfaatkan air PDAM secara efisien.
Dikatakannya, selama tiga tahun terakhir ternyata berhasil. Banyak kampung yang dulunya dilanda krisis air bersih, sekarang sudah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Begitu pula dengan pemahaman sanitasi, ternyata sangat membantu dalam mengurangi bencana banjir. Karena budaya mencemari sungai dan selokan dengan buangan sampah, mulai berkurang. Sehingga banjir berkurang.
“Kami berharap, partisipasi masyarakat dalam komunitas Jemaris ini bisa bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasi masalah sanitasi dan air bersih. Artinya, untuk atasi masalah lingkungan dan bencana, pemerintah mempercayai komunitas Jemaris dengan ikut membiayainya. Karena mereka sudah mengetahui persis kebutuhan untuk itu,” terang Arif.
Wali Kota Pasuruan, Setiyono mengatakan, penyediaan air bersih dan sanitasi harus diperhatikan. Air bersih dan sanitasi untuk menunjang kehidupan masyarakat.
“Peran kelembagaan sangat penting selain pemerintah dan pihak terkait lainnya. Juga peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.Termasuk menjaga dan merawat faslitas sarana air bersih dan peningkatan sanitasi,” katanya.
Setiyono menjelaskan, untuk tahun 2020 mendatang, di Kota Pasuruan bebas buang air besar (BAB) secara sembarangan. Rencana itu harus ditunjang 100 persen (akses air bersih) 0 persen (bebas perkampungan kumuh) dan 100 persen (sanitasi dan air bersih lancar).
“Karena itu, sarana air bersih dan sanitasi dana dari Unicef harus dimanfaatkan dan masyarakat yang merawatnya untuk kepentingan bersama,” imbuhnya.(abd)