Jakarta, Reportasenews – Dari tanah tandus Gunung Kidul, lahir seorang anak yang tak sekadar bermimpi, tapi mewujudkan mimpi jutaan rakyat Indonesia. Namanya Veda Ega Pratama.
Di usia belia, Veda menyalakan asa dari lintasan parkiran Pasar Sapi Wonosari, bukan dari sirkuit mewah, tapi dari debu dan semangat. Ia ditempa oleh sang ayah, Sudarmono, mantan pembalap nasional. Dari hadiah motor kecil saat usia 5 tahun, kini ia menunggang kuda besi 250cc, menembus batas-batas Asia hingga Eropa.
21 dan 22 Juni 2025, dunia mencatat nama Veda. Di Sirkuit Mugello, Italia, dalam ajang Red Bull Rookies Cup, Veda tak hanya menang. Ia menyapu bersih dua balapan dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, lagu Indonesia Raya menggema dua kali di negeri para legenda balap.
Di Race 2, Veda bertarung gigih, melawan rival-rival dari seluruh dunia. Tikungan terakhir, dia disalip. Tapi Veda tak menyerah, ia manfaatkan slipstream, dan dalam selisih 0,011 detik, ia rebut kembali podium utama. Photo finish! Dunia terdiam, Indonesia bersorak.
Kini, dengan 92 poin di tangannya, jalan menuju Moto3 bahkan MotoGP bukan lagi mimpi, tapi kenyataan yang mulai disusun oleh bocah ajaib dari Gunung Kidul.
“Ini akhir pekan yang sempurna. Saya sungguh senang.” ungkap Veda penuh semangat.
Veda mulai balap sejak usia 6 tahun, terinspirasi sang ayah, Sudarmono, mantan pembalap nasional. Ia ditempa di Astra Honda Racing School, dan berlatih di tempat sederhana seperti Pasar Sapi Wonosari. Karier internasionalnya dimulai di Asia Talent Cup 2021, dan menjadi juara umum pada 2023.
Berkat prestasinya, Veda masuk ke Red Bull Rookies Cup 2024 dan JuniorGP 2025, dua ajang penting menuju MotoGP. Kini, usai kemenangan di Mugello, Veda mengoleksi 92 poin dan membuka lebar jalan menuju level dunia.(rn)
