Turki, reportasenews.com – Jika Washington ingin menghindari konfrontasi langsung dengan Turki di Suriah utara, maka “harus berhenti mendukung teroris,” kata wakil perdana menteri negara tersebut kepada saluran televisi Turki, A Haber.
“Mereka yang mendukung organisasi teroris akan menjadi sasaran dalam pertempuran ini,” kata Bekir Bozdag.
“Amerika Serikat perlu meninjau ulang tentaranya dan elemen yang memberi dukungan kepada teroris di lapangan untuk menghindari konfrontasi dengan Turki.”
Turki sebetulnya adalah negara anggota NATO. Namun kepentingan di Suriah kerap membuat dua negara ini bergesekan serius. Amerika sendiri terang-terangan ikut bermain diwilayah Suriah dengan memberi bantuan senjata disana.
Kejadian ini terjadi saat operasi Turki yang dijuluki “Cabang Zaitun” di kota Afrin yang didominasi etnis Kurdi memasuki hari keenamnya. Kampanye tersebut menyusul sebuah pengumuman oleh koalisi pimpinan AS untuk menciptakan Pasukan Keamanan Perbatasan yang berkekuatan ribuan milisi pejuang Kurdi, termasuk dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) pada intinya.
Ankara menegaskan bahwa YPG terkait dengan PKK. Yang terakhir ini ditunjuk sebagai kelompok teroris di Turki, yang telah berjuang selama beberapa dekade menjalankan aksi teror di Turki.
Pernyataan Bozdag terjadi kurang dari sehari setelah ada telepon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari AS Donald Trump.
Selama seruan tersebut, kedua orang tersebut mengemukakan kekhawatiran bahwa operasi militer Ankara yang sedang berlangsung di Suriah, jika tidak diperkecil, dapat mengakibatkan bentrokan langsung antara dua sekutu NATO utama.
Trump “mendesak Turki untuk berhati-hati dan menghindari tindakan yang mungkin menimbulkan risiko konflik antara pasukan Turki dan Amerika,” menurut sumber di Gedung Putih.
Pemimpin AS tersebut juga meminta Ankara untuk menghapus dan membatasi tindakan militernya untuk “menghindari korban sipil dan meningkat menjadi pengungsi dan pengungsi.”
“Dengan operasi ‘Olive Branch’, sekali lagi kita menggagalkan permainan kekuatan licik yang kepentingannya di wilayah ini berbeda,” kata Erdogan. “Mulai di Manbij, kami akan terus menggagalkan permainan mereka.”
Manbij berjarak sekitar 100 km dari wilayah Afrin dan dipegang oleh milisi Kurdi yang didukung AS, menimbulkan ketakutan akan bentrokan langsung antara Ankara dan Washington. (Hsg)