Pasuruan, reportasenews.com – Jalan provinsi yang kondisinya rusak berat di sepanjang jalur selatan Kota Pasuruan, Jawa Timur, sejak empat bulan terakhir ini, menimbulkan keprihatian masyarakat. Pasalnya, tak sedikit pengendara yang lewat yang menjadi korban.
Wali Kota Pasuruan Setiyono menantang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kebijakannya.
“Kami sudah mengirimkan surat ke PU Provinsi Jawa Timur terkait permintaan renovasi jalan yang ada di kawasan Kota Pasuruan, terutama di jalur selatan kota, namun belum ada tanggapan. Jalanan yang rusak parah, merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim maupun Balai Besar Jalan Nasional (BBJN)., “ujarnya, pada sejumlah wartawan, Jumat (3/2).

Walikota Pasuruan Setiyono mengakui selama ini sering dilabrak masyarakat karena jalan rusak itu menimbulkan kecelakaan.
Setiyono mengakui selama ini sering dilabrak masyarakat karena jalan rusak itu menimbulkan kecelakaan.
“Masyarakat tidak tahu-menahu terkait masalah kewenangan. Mereka tahunya pemerintah kota. Sebab jalan rusak itu bukan kewenangan kami, tapi merupakan kewenangan Pemprov Jawa Timur maupun nasional. Lebih baik saya lawan BPK, dari pada mengorbankan masyarakat, ”tegas Setiyono.
Jalan yang rusak di Kota Pasuruan, selain di jalur Pantura, yang paling parah justru berada di Jalan Raya Randusari, Petahunan hingga Bukir. Di sepanjang jalan yang merupakan sentra industri mebel dan perkayuan itu, banyak dijumpai lobang jalan cukup merata dengan kedalaman hingga 30 centimeter. Bahkan selama sebulan ini sudah ada tiga pengendara motor yang menjadi korban.
Kendaraan bus, truk bertonase besar dan kendaraan lainnya, kesulitan untuk menghindarinya. Jika diterjang, terutama truk rawan terguling. Untuk menghindari kecelakaan dan kejadian lainnya, arus kendaraan dialihkan melalui jalan protokol di sepanjang Jalan Panglima Sudirman, Kota Pasuruan, yang berada di pusat kota.
Padahal di jalan yang baru diperbaiki itu, masih belum terdapat marka jalan, sehingga kendaraan besar membahayakan pengguna kendaraan lainnya. Pihaknya berharap, agar ada penanganan serius dari instansi terkait. Sebab hingga saat ini, kondisinya terparah dibandingkan dengan kerusakan yang terjadi tahun sebelumnya.
“Ini sudah masuk kedaruratan, yang harus ada penanganan serius. Bahkan saat rapat bersama gubernur, saya sampaikan tentang itu. bahkan kalau perlu pemprov jatim harus punya perwakilan khusus untuk perawatan jalan dan anggaran pemeliharaan yang khusus. Sehingga jalan yang rusak seperti ini bisa segera ditangani. Persoalannya. Ini sudah bicara kewenangan, ”imbuh Setiyono.
Ditambahkan, penyebab kerusakan jalan hingga parah itu lebih didominasi karena banjir dan hujan yang lebat. Genangan air dari hujan atau saat sungai meluap banjir, ditambah besaran tonase kendaraan yang melintas, membuat badan jalan tak mampu lagi menahan beban. Untuk memberikan rambu peringatan pada pengendara terkait jalan rusak, warga sekitar menanam pohon pisang kecil. (abd)