Probolinggo, reportasenews.com – Maraknya kasus Difteri yang menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Jawa Timur, sepanjang 2017 yang menyebabkan 12 oarang meninggal dari 318 kasus, di 35 Kabupaten/Kota, menjadi perhatian serius pemerintah di Jatim.
Diakhir 2017 ini, di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, terdapat dua kaus Difteri yang menyerang dua warga di Keluarahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, dan Pulau Gili, Kecamatan Sumberasih.
Yang dari Kelurahan Sidomukti, berusia 9 tahun. Sedangakan warga Pulau Gili Ketapang, berusia 19 tahun. Keduanya saat ini tengah dirawat di ruang Dahlia di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Dikatakan Sugianto, Humas RSUD Waluyo Jati, Satu pasien yang dari Sidomukti, telah dipastikan positif terserang Difteri. Sedangkan, yang dari Pulau Gili, masih ditengarai, namun dari hasil pemeriksaan telah menjadi suspect (sudah mengarah ke Difteri).
Salah satu indikasi penyakit difteri adalah sakit di bagian radang tenggorakan dan ada bercak putih di dalam tenggorokan.
“ Satu pasien yang dari Pulau Gili, sudah kami kasih obat vaksin difteri dan sudah membaik, insyaAllah segera pulang. Sedangkan satu pasien yang sudah positif masih harus dilakukan penanganan intensif,”Tutur Sugianto, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (12/12).
Sementara dikatakan dr. Reza,SP.A (spesialis anak) RSUD Waluyo Jati Kraksaan, tingkat penularan difteri, sangat tinggi karena penularan bakteri melalui percikan ludah saat bersin atau batuk, itu sangat mudah menular. Karena itu, dirinya menekankan untuk melakukan ORI, artinya pemberian imunisasi ulang secara massal kepada seluruh wilayah yang terdapat kasus difteri.
“ORI dilakukan 3 putaran. Jarak pemberian putaran pertama dan kedua adalah 1 bulan, sedangkan jarak antara putaran kedua dan ketiga adalah 6 bulan,”jelasnya.
Salah satu penyebaran penyakit Difteri lanjut dokter Reza, biasanya melaui batuk karena penyakit ini berbentuk kuman sehingga mudah bagi korban penderita penyakit untuk menularkan bakteri difteri tersebut.
“Dari beberapa data yang di dapat, korban difteri 60% di sebabkan karenan mereka tidak vaksinasi dan penyakit ini rentan menyerang anak dibawah umur 15 tahun,”terangnya, saat dikonfirmasi.(dic)