PONTIANAK, REPORTASE – Menikah adalah hal yang sacral, ada moment moment yang tidak terlupakan dan sebagian besar merupakan akar budaya yang wajib dilestarikan. Salahsatunya dalam pernikahan adat Melayu Pontianak, dimana pasangan menikah diarak keliling kampung. Tradisi ini telah mengakar di masyarakat Melayu sehingga tidak heran setiap tahunnya, perayaan hari jadi kota Pontianak, digelar festival Arakan Pengantin.
Untuk kedua kalinya, Kecamatan Pontianak Timur kembali berhasil merebut juara pertama dalam Festival Arakan Pengantin yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam rangka Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak ke-245 tahun 2016.
Tahun 2015 lalu, Pontianak Timur juga menduduki posisi puncak. Sedangkan Kecamatan Pontianak Selatan menduduki juara kedua dan Pontianak Barat juara ketiga.
Kecamatan Pontianak Selatan juga dinobatkan sebagai pengantin terfavorit, sementara peserta dengan barang antaran favorit direbut Kecamatan Pontianak Timur.
“Sebanyak 9 kelompok peserta ikut dalam Festival Arakan Pengantin ini, ” kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji didampingi Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di halaman Museum Negeri Provinsi Kalbar, Minggu (9/10).
Peserta arak-arakan pengantin mulai berparade dari halaman Museum Negeri melewati Jalan Ahmad Yani menuju Masjid Raya Mujahidin. Mereka bukanlah pasangan pengantin sungguhan, namun peserta ini hanya menampilkan kerapian keselarasan dan keelokan pakaian pengantin dan antaran pengantin yang berakar dari budaya Melayu Pontianak.
Ke-sembilan peserta Festival Arakan Pengantin itu merupakan perwakilan dari 6 kecamatan se-Kota Pontianak, Bank Kalbar, Sanggar Kembang Serumpun dan SMAN 5. Selain peserta arakan pengantin, ada 15 pasangan pengantin yang dinikahkan secara massal.
“Hal-hal seperti ini terus kita gali dan kita angkat ke permukaan, mulai dari kuliner, seni budaya arakan pengantin, saprahan dan sebagainya sehingga akar budaya khas Kota Pontianak tidak akan luntur,†ujarnya.
Pihaknya berupaya mengembalikan lagi pada tatanan-tatanan awal atau dasar dari setiap seni budaya maupun hal-hal lainnya yang bersifat tradisional di Kota Pontianak. Peringatan Harjad Pontianak tahun ini, lebih banyak menampilkan seni budaya yang menjadi aset Kota Pontianak.
Bahkan, pemkot tengah menyusun literatur jenis-jenis kue tradisional khas Kota Pontianak. Kendati sebagian besar kuliner tradisional sudah ditampilkan,namun tidak sedikit penganan tradisional itu yang belum diangkat ke permukaan. (ds)