ENDE, Reportasenews.com – Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu tempat bersejarah napak tilas ‘Sang Proklamator’.
Rumah Pengasingan Bung Karno ini merupakan destinasi wisata yang cocok untuk menapaktilasi jejak perjuangan seorang proklamator.
Tempat ini menjadi saksi bisu lahirnya ide dasar negara, Pancasila. Wisatawan dapat memahami lebih dalam tentang kelahiran Pancasila pada 1 Juni 2024, dan merasakan semangat nasionalisme abadi.
Selama empat tahun, mulai dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938, Soekarno, yang akrab disapa Bung Karno, diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda di Ende. Di sini, Bung Karno tinggal di rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru bersama istrinya, Inggit Garnasih, ibu mertuanya Amsi, serta dua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika.
Rumah ini, yang merupakan salah satu peninggalan masa kolonial, kini telah menjadi ikon sejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Rumah MenjadI Museum
Pada tahun 1951, dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia, Bung Karno kembali mengunjungi rumah pengasingannya di Ende. Ia bertemu dengan Haji Abdullah Ambuwaru dan menyampaikan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum.
Pada kunjungan kedua tanggal 16 Mei 1954, Bung Karno meresmikan rumah ini sebagai museum, mempersembahkannya kepada bangsa sebagai tempat belajar dan mengingat perjuangan bangsa.
Bangunan yang Sederhana dan Kokoh
Meskipun sederhana, rumah pengasingan Bung Karno memiliki arsitektur yang menarik. Di halaman depannya, berdiri patung Sang Proklamator di samping tiang bendera merah putih. Atap rumah ini terbuat dari seng, dinding dari batu bata, tiang dari kayu, dan lantainya dilapisi semen. Rumah ini dilengkapi ruang tamu, kamar tidur, ruang tengah, serambi belakang, mushola yang sering dijadikan oleh Bung Karno sebagai tempat beribadah dan merenung, kamar mandi, dan gudang. Halamannya yang terawat dengan baik menambah keindahan tempat ini.
Koleksi Barang Peninggalan Bung Karno
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi barang pribadi Soekarno, termasuk setrika, ketel, piring, tongkat, lampu, pegangan koran, dan biola. Di ruang tamu, terdapat meja marmer dan kursi rotan yang digunakan Bung Karno untuk menerima tamu. Kamar tidur memamerkan ranjang besi, gantungan pakaian, dan lemari pakaian yang digunakan Bung Karno. Lukisan karya Bung Karno yang dipajang di dinding juga menambah nilai historis tempat ini.
“Tempat spesial di rumah ini adalah ruang sholat Bung Karno. Bung Karno sering duduk merenung, berdoa bersama keluarga, di ruang sholat sholat belakang.” Jelas Syafrudin selaku juru pelihara situs Rumah Pengasingan Bung Karno.(Bud)