JAKARTA, REPORTASE – Diberitakan oleh kantor berita Reuters bahwa pihak Yahoo telah memasang satu perangkat lunak untuk men-scan isi email pengguna bagi kepentingan rahasia pemerintah Amerika.
Tuduhan serius yang melanggar hak privacy pengguna ini muncul dua minggu setelah heboh besar bahwa hacker telah mencuri data mereka.
Menurut BBC, dikabarkan saat ini Verizon Communications dalam proses transaksi pembelian yahoo sebesar $ 4,8 milyar.
Tuduhan ini sebetulnya tidak terlalu mengejutkan mengingat sudah ada peringatan dengan nada sama tentang pencurian data email ini sebelumnya oleh Edward Snowden, yang mengungkapkan rincian tentang upaya operasi mata mata AS.
Dalam tweetnya dikatakan bahwa, “Mereka diam-diam men-scan semua yang anda pernah tulis … tutup segera akun Anda hari ini?.”
Reuters melanjutkan bahwa scan dari email itu diberikan kepada Badan Keamanan Nasional (NSA) dan Penyidik Federal FBI.
Tidak dijelaskan jenis isi email seperti apa yang akan diserahkan kepada pemerintah AS, dan juga tidak ada keterangan jelas menyebutkan bahwa perusahaan internet lainnya juga melakukan aksi mata mata melanggar hak privacy pengguna ini.
Bantahan keterlibatan dengan operasi mata mata rahasia ini lantas memunculkan bantahan.
Microsoft menyebutkan “kami tidak pernah menerima permintaan seperti itu, tetapi jika kita dipaksa memberikan, maka respon kita akan menjawab: ‘No Way!’,” kata juru bicara.
Microsoft menambahkan itu “jika mereka tidak pernah terlibat dalam pemindaian rahasia dilalu lintas email”. Facebook mengatakan dengan kalimat bantahan senada, “tidak pernah menerima permintaan seperti yang dijelaskan dalam laporan berita ini dari pemerintah, dan jika kita lakukan kita akan melawannya.”. Disusul kemudian komentar dari Twitter yang mengatakan: “Kami tidak pernah menerima permintaan seperti ini, dan kami menerima itu kita akan menantang di pengadilan”
Seperti diketahui, sesungguhnya sistem hukum AS memungkinkan badan intelijen negara untuk meminta rilis data pelanggan yang mereka curigai agar dapat mencegah serangan teroris.
Jika perusahaan dapat menantang perintah seperti memberikan data pelanggannnya, maka tersedia jalur menolaknya balik pintu tertutup pada pengadilan di Foreign Intelligence Surveillance Court.
Reuters melaporkan bahwa Yahoo memutuskan untuk tidak melawan keputusan badan intelijen ini karena berpikir akan kalah. Ia menambahkan bahwa beberapa karyawan Yahoo yang marah dengan ini.(HSG/ BBC/ Reuters)