Yenny Wahid, melakukan safari politiknya untuk Pilpres 2024 ke sejumlah pesantren di Jawa Timur, utamanya pesantren di Kabupaten Probolinggo, di Ponpes Nurul Qadim, Paiton.
Probolinggo, reportasenews.com – Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal Yenny Wahid, melakukan safari politiknya untuk Pilpres 2024 ke sejumlah pesantren di Jawa Timur, utamanya pesantren di Kabupaten Probolinggo, di Ponpes Nurul Qadim, Paiton, Kamis (20/12/2023).
Yenny Wahid mengungkapkan, suara pesantren menentukan kemenangan calon presiden saat ini. Namun dirinya masih belum bisa memastikan seberapa banyak suara pesantren untuk menentukan pilihannya, karena hingga saat ini suara dari pesantren terutam di Jawa Timur, masih mengambang.
“Ini menjadi salah satu tugas saya untuk mengharap suara-suara pesantren dan perempuan untuk pilpres saat ini,” kata Yenny Wahid, saat bersilaturrahmi ke Ponpes Nurul Qadim, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Kamis (20/12/2023).
Yang menjadi massa mengambang itu kata dia, adalah massa Islam. Hal itu menjadi tugas dirinya mengharap suara Islam, terutama terhadap kaum perempuan.
“Kalau basis partai yakni basis merah yang memang saya dukung saat sudah cukup kuat lah. Yang mengambang ini adalah suara pesantren dan kaum perempuan, di mana di usia 40 tahun ke atas, suara perempuan masih belum menentukan pilihannya,” ungkapnya.
“Dan itu jumlahnya sangat besar, dengan kisaran mencapai 80 persen. Dan itu berdasarkan survei masih belum menentukan pilihannya. Ini yang akan menjadi perebutan ketiga pasangan calon,” sambung aktivis Nahdlatul Ulama, dan direktur Wahid Institute itu.
Dan kebetulan lanjut Yenny, secara sosioligis, kaum perempuan dan pesantren dekat dengan dirinya. Yenny menuturkan, suara pesantren dan perempuan ada harapan besar untuk dirinya mendukung calon presiden yang didukungnya.
“Jadi kita bisa turun langsung ke ceruk di masa mengambang saat ini. Intinya, suara pesantren, perempuan dan Islam, sangat mentukanbsaat ini,” ucapnya.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Nurul Qadim, KH Hafidzul Hakim Noer menyambut baik kedatangan putri dari Gus Dur tersebut. Pria yang akrab disapa Gus Hagidz itu mengatakan, bahwa kedatangan Yenny Wahid, tidak tidak dalam rangka apapun, melainkan hanya bersilaturrahmi saja.
“Kemarin saya di Makasar, dapat telepon kalau ada Bu Yeni Wahid, mau silaturrahmi ke Ponpes ini. Jadi saya langsung pulang. Hanya bersilaturrahmi saja,” kata Gus Hafidz.(dic)