Jakarta, reportasenews.com-YLKI mengkritik sikap manajemen Garuda Indonesia yang tak memiliki sense of crisis ketika terjadi bencana Gunung Agung di Bali, Jumat lalu.
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi menyebutkan, ada beberapa sorotan terkait delay massal Garuda disejumlah bandara di Indonesia.
- Alasan bahwa delay itu adalah faktor bencana meletusnya Gunung Agung, adalah terlalu simplistik. Sebab jika alasan itu benar,tetapi kenapa tidak terjadi di maskapai lain? Termasuk pada maskapai yang selama ini dicitrakan sebagai rajanya delay;
- Jangan-jangan managerial/Direksi Garuda terlambat mengantisipasi bencana Gunung Agung, atau gagal menerapkan tanggap darurat saat bencana;
- Menurut keterangan/laporan konsumen dari lapangan, terkait delay ini pihak Garuda tidak memberikan informasi yang jelas dan transparan. Sehingga konsumen terombang-ambing, marah!;
- Pihak Garuda diduga ingin menghindari tanggung jawab pemberian kompensasi pada konsumennya, dengan dalih adanya bencana dan faktor cuaca;
- YLKI meminta regulator, Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN memberikan teguran keras kepada managemen Garuda atas kejadian tersebut.
Sebelumnya, pihak Garuda Indonesia mengakui terjadinyanya delay massal penerbangan selama penutupan bandara Bali dan Lombok akibat erupsi Gunung Agung.
“Garuda Indonesia telah membatalkan lebih dari 300 penerbangan yang menyebabkan crew dan pesawat sempat tertahan di beberapa bandara), sehingga harus dilakukan penyesuaian massive terhadap assignment crew dan pesawat,” jelas VP Corporate Secretary PT Garuda Hengki Heriandono. (tat)