Kembayan, reportasenews.com – Banjir yang melanda Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, telah memasuki hari ke-empat dengan dampak yang cukup signifikan. Akses jalan negara Lintas Malindo di Desa Tanjung Merpati lumpuh, membuat kendaraan kecil tak dapat melintas, dan pasar di Kembayan lumpuh.
Wisatawan asal Sabah, Malaysia, yang hendak kembali ke negaranya, harus tertahan akibat genangan air yang masih cukup tinggi. Hotel-hotel dan penginapan berbagai kelas pun penuh. Beberapa dari mereka bahkan terpaksa menginap di rumah pengurus masjid di Kembayan, menunggu air surut. Antrian kendaraan hampir memenuhi sepanjang jalan di Pasar Kembayan. Ketinggian air masih bervariasi, antara 50 centimeter dan satu meter.
Upaya penanganan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sanggau mulai terlihat, Sabtu (1/2/2025) dengan dibangunnya posko dan dapur umum di halaman masjid. Perahu-perahu karet juga mereka bawa serta. Meski begitu, situasi masih belum sepenuhnya terkendali. Air memang mulai surut dibanding hari ketiga banjir, memungkinkan kendaraan bertonase besar seperti truk dan bus antar negara untuk melintas. Namun, sebagian besar masyarakat masih bergantung pada rakit dan sampan sebagai alat transportasi darurat.
“Ongkos naik rakit untuk satu kendaraan motor sebesar Rp 50.000 dari Tanjung Priok sampai Pasar Kembayan. Kaget juga harga ongkosnya, tidak bisa tawar menawar lagi. Kalau tidak ada perlu sekali, mending di kamar saja menunggu air surut. Titik banjir yang tinggi hanya di Desa Tanjung Merpati persis ke pasar Kembayan,” kata Ariel, warga Kembayan.
Di balik kondisi darurat ini, muncul fenomena yang cukup mengkhawatirkan. Beberapa warga lokal menjadikan banjir sebagai ajang rekreasi. Mereka berjalan di tengah genangan air, sekadar menikmati sensasi bermain air, tanpa menyadari bahaya kesehatan yang mengintai. Air yang tergenang dalam waktu lama berpotensi menjadi media penyebaran berbagai penyakit seperti leptospirosis, infeksi kulit, hingga gangguan pencernaan akibat air yang terkontaminasi.
“Cuma main saja sih, daripada tidak ada buat di rumah. Lihat-lihat, ramai disini,” kata Nita yang hendak main air yang tengah banjir.
Penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mengambil langkah tegas dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya banjir. Selain ancaman kesehatan, bermain di area banjir juga berisiko karena arus air yang tak terduga, lubang tersembunyi, serta kemungkinan adanya binatang berbahaya seperti ular dan buaya. Seharusnya, bencana tidak menjadi objek wisata, melainkan momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana.
Selain upaya edukasi, respons cepat dalam menangani korban terdampak juga sangat dibutuhkan. Keberadaan posko, bantuan logistik, serta dukungan medis perlu terus ditingkatkan. Pemerintah daerah bersama relawan diharapkan bisa bersinergi untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat terdampak banjir.
Banjir di Lintas Malindo Kembayan bukan sekadar peristiwa musiman yang datang dan pergi, melainkan alarm bagi semua pihak untuk lebih siap menghadapi bencana serupa di masa mendatang. Kesadaran akan bahaya banjir harus lebih dipahami oleh masyarakat, agar kejadian serupa tidak berulang dengan dampak yang lebih besar.(das)
Banjir Lintas Malindo Kembayan, Jalur Darat Antar Negara Indonesia -Malaysia via Sanggau Masih terputus
Tim Redaksi
Tag:
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.

