Para pedayung tradisionl di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, NTT, mengikuti lomba dayung tradisional di Embung Uikiban, Desa Letbaun, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, NTT Sabtu (27/8). (foto: eliazar ballo).

 

Kupang, Reportasenews.com – 
Puluhan pedayung tradisional yang berdiam di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (27/8) ikut ambil bagian dalam lomba dayung yang berlangsung di Embung Uikiban, Desa Letbaun, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.

Puluhan pedayung tradisional kebanyakan adalah para nelayan, warga Pulau Semau, yang biasa melaut disekitar perairan Pulau Semau.

Sebagai penyemangat, panitia pun menyiapkan hadiah uang puluhan juta rupiah bagi pemenang. Sehingga tak tanggung-tanggung ada 27 tim yang mengikuti lomba dayung tradisional tersebut.

Disaksikan reportasenews.com di Embung Uikiban, perahu yang digunakan oleh peserta pun adalah perahu fiber berukuran sekitar tiga meter dengan lebar 40-50 centimeter yang disiapkan oleh panitia dengan alat dayung terbuat dari kayu.

Untuk setiap tim hanya beranggotakan dua orang. Dan mereka harus bolak balik diameter embung berdiameter 150 meter. Sehingga para peserta harus menyelesaikan 300 meter untuk bisa memenangkan lomba dayung tradisional tersebut.

Aturan lomba yang diterapkan panitia dengan membagi empat grup bagi 27 tim yang telah mendaftar ke panitia. Dan setiap grup terdapat enam hingga tujuh tim yang diadu kecepatannya.

Saat dilepas dari tepi embung, para pedayung layak pedayung profesional langsung mengayuh dayung untuk beradu kecepatan. Dan saat dilepas, para pedayung mendapat dukungan dari warga yang memadati pinggiran embung.

Kepala Desa Letbaun, Charles Herisson Bising menjelaskan, pelaksanaan lomba dayung tradisional dengan peserta adalah warga Pulau Semau untuk menyemarakan perayaan HUT ke-77 Republik Indonesia.

Disamping itu kata Charles, untuk memberi hiburan kepada warga setempat yang memang berada jauh dari Kota Kupang. “Masyarakat kurang hiburan sehingga lomba dibuat untuk menghibur warga,” kata Charles.

Dia menyebutkan Embung Uikiban yang berada di wilayah Desa Letbaun adalah embung terbesar. Sehingga dimanfaatkan untuk dapat kegiatan yang positif.

“Ini juga sebagai salah satu kegiatan agar bisa menarik wisatawan untuk bisa berkunjung ke Pulau Semau, karena sebenarnya Pulau Semau memiliki pantai yang eksotis dan juga embung yang bisa menjadi hiburan bagi wisatawan,’ jelas Charles.

Dikatakan Charles, bahwa kegiatan serupa nantinya akan diagendakan secara berkala untuk dapat menggait wisatawan. “Targetnya menjadi tempat wisata, dan bisa menarik wisatawan,” tambahnya.

Sementara itu Camat Semau, Yoel Laitabun, menjelaskan lomba dayung ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karena selain lomba dayung, warga yang datang juga membuka lapak dengan menjajakan jualan makanan dan minuman sehingga bisa dapat meningkatkan pendapatan warga.

Dia berharap desa-desa lain yang berada di Pulau Semau bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat menghibur dan bisa mendatangkan wisatawan,

Selama berlangsung lomba, disaksikan oleh ratusan warga yang memadati pinggiran Embung Uikiban untuk memberi semangat bagi tim yang mengikuti lomba. Ratusan penonton tersebut berasal dari 14 desa yang ada di Pulau Semau.