Pontianak, reportasenews.com – Menindaklanjuti laporan dari masyarakat berita-berita di media massa bahwa telah terjadi outbreak penyakit kulit pada warga Jalan Apel Gang Pisang berangan. Bersama dengan Tim dari Puskesmas Perumnas 1 Kota Pontianak, Tim Kesehatan Hewan dari Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat Bersama Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, melakukan investigasi ke lokasi.



penderita Scabies di Gang Pisang Berangan, RT 002/019 yang dialami 84 orang warganya.  (Foto. das)

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HewanDinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat, drh. Nur Hidayatullah , berdasarkan hasil investigasi diperoleh fakta beberapa hal sebagai berikut:

  1. Pada wilayah tersebut tercatat hanya ada 3 (tiga) rumah yang memiliki hewan peliharaan kucing
  2. Tidak dijumpai hewan / ternak seperti kambing, anjing, dan kelinci yang merupakan hewan rentan scabies.
  3. Setiap malam beberapa ekor kucing ada yang berkeliaran disekitar gang tersebut.
  4. Pada saat Tim Kesehatan Hewan melakukan investigasi, ditemukan beberapa ekor kucing yang berkeliaran Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda klinis scabies pada hewan tersebut.
  5. Pada rumah salah satu warga (ibu Jatinah) Nomor 40 ditemukan 2 ekor kucing yang menunjukkan tanda-tanda scabies. Pada kedua ekor kucing tersebut dilakukan pengambilan sampel untuk melakukan peneguhan diagnose dan mengidentifikasi jenis tungau yang menyebabkan scabies pada kucing tersebut. Sekaligus memberikan pengobatan terhadap kedua kucing tersebut.
  6. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel yang diambil dari kucing scabies di lokasi berhasil diidentifikasi tungau jenis Notoedres Cati.
  7. Korban scabies pada manusia seluruhnya tidak memelihara hewan peliharaan, justru pada rumah yang dijumpai terdapat kucing scabies, tidak dijumpai adanya penderita penyakit scabies.
  8. Sarcoptes scabei mudah menular dari hewan ke manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbeda dengan Notoedres Cati, tungau tersebut dapat menular dari hewan ke manusia namun harus melalui kontak yang intensif.
  9. Penularan penyakit scabies di gang tersebut memiliki sifat mudah menular, yang paling mendekati dengan penularan tersebut, maka sarcoptes scabei yang lebih berperan dalam penyebaran penyakit tersebut.
  10. Terdapat salah satu warga yang baru pulang dari pondok pesantren dan menderita penyakit scabies. Sejak saat itu terjadi penularan antar orang di wilayah tersebutAda beberapa jenis tungau yang menjadi penyebab scabies pada hewan.

penderita Scabies di Gang Pisang Berangan, RT 002/019 yang dialami 84 orang warganya.  (Foto. das)

Jenis sarcoptes scabei banyak dijumpai pada kasus scabies di kambing, anjing, babi, kuda dan sapi. Sedangkan jenis Notoedres Cati sering dijumpai pada kasus scabies di Kucing, Kelinci, tikus.

Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut, pertama Kasus scabies yang terjadi di gang pisang berangan bukan merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan yang ada disekitar lingkungan tersebut.

Kedua Menurut kajian dari Puskesmas Perumnas 1, penyakit tersebut disebabkan oleh sarcoptes scabei yang ditularkan antar orang per orang. (Foto. das)