Reportasenews.com – Meningkatnya suhu dan kelembaban akan membuat daerah tropis diseluruh dunia semakin tidak nyaman ditinggali dengan mendorong lebih banyak orang ke ambang toleransi fisik, sebuah studi internasional terbaru mengatakan ini.
Pada tahun 2000, sekitar 30 persen populasi dunia tinggal di wilayah di mana iklim melebihi ambang batas yang mematikan – berdasarkan suhu dan tingkat kelembaban yang relatif – setidaknya 20 hari dalam setahun, para periset yang menerbitkan dalam jurnal Nature Climate Change memperkirakan.
Bahkan dengan skenario optimis pengurangan emisi gas rumah kaca, pangsa tersebut akan meningkat menjadi sekitar 48 persen pada akhir abad ini. Jika kenaikan emisi tetap berlanjut, maka itu akan naik menjadi 74 persen pada saat itu.
“Anda akan memiliki semua orang di daerah tropis ‘bak digoreng kepanasan’ di sana karena mereka tidak akan memiliki kemungkinan untuk mengatasi kenaikan panas dan kelembaban ini,” kata Camilo Mora, penulis utama makalah ini dan rekannya. Profesor di Departemen Geografi di University of Hawaii, Manoa.
Penelitian tersebut meneliti studi terhadap 783 kasus kematian manusia yang berlebihan akibat gelombang panas antara tahun 1980 dan 2014. Ini termasuk 70.000 kematian akibat gelombang panas Eropa yang besar pada tahun 2003 dan lebih dari 10.000 kematian di Rusia pada tahun 2010.
Profesor Mora mencatat bahwa mengidentifikasi tingkat kematian gelombang panas itu sulit karena penyebabnya – seperti serangan jantung dan kegagalan organ lainnya – mungkin hanya muncul beberapa saat setelah kejadian tersebut.
“Saya pikir ada yang meremehkan akan memberi dampak di negara maju,” seperti di Eropa, Amerika Utara dan Australia, katanya. Bagi negara berkembang yang memiliki catatan data kenaikan suhu yang lebih buruk, kematian bisa lebih besar lagi.
Meskipun daerah tropis, termasuk Australia utara, tidak diproyeksikan untuk menghangatkan daerah-daerah yang jauh dari khatulistiwa, kondisinya sudah mendekati tingkat toleransi dengan perkiraan pemanasan lebih lanjut.
“Bagi banyak tempat tropis ini, sepanjang tahun terjadi gelombang panas,” katanya.
AC menawarkan beberapa kelegaan tapi akan membuat orang “lebih suka didalam rumah mereka sendiri” – asalkan pasokan listrik tidak putus, kata Profesor Mora. (Hsg)

