Indonesia, reportasenews.com – Tiga belas tahun setelah ia tertangkap menyelundupkan ganja ke Bali dalam tas boogie board-nya, Schapelle Corby akan merasakan kebebasan.

Corby yang ditangkap di bandara Denpasar pada Oktober 2004 setelah turun penerbangan dari Brisbane, baru saja seminggu mendapatkan pembebasan bersyarat sebelum dideportasi ke Australia bulan Mei besok.

Petugas pembebasan bersyarat di Bali, Ketut Sukiati, mengungkapkan bahwa mantan mahasiswa terapi kecantikan Gold Coast tidak diharapkan untuk melapor ke dia lagi sebelum dideportasi ke Australia pada 27 Mei.

“Kami berharap dia menjadi sibuk bulan ini karena persiapan untuk pulang bulan depan, jadi saya tidak mengharapkan dia untuk melaporkan diri dibulan ini,” kata Ms Ketut kepada Sydney Morning Herald.

Corby mendapatkan pembebasan bersyarat Februari 2014 setelah menjalani sembilan tahun di balik jeruji besi di lapas Kerobokan, namun diminta untuk tetap tinggal di Indonesia sampai 2017 untuk menyelesaikan hukumannya.

Dia diburu oleh media setelah pembebasannya, dengan kakak iparnya Wayan Widyartha yang memohonkan pengampunan baginya.

Dia telah berhasil hidup tenang di Kuta selama beberapa tahun terakhir, masa bodoh dengan kejaran paparazzi yang secara sporadis memotret dia joging nya disepanjang pantai atau membeli bahan makanan.

“Terakhir kali dia datang untuk laporan dia bilang dia ingin pulang saja,” kata nona Ketut.

“Dia tampak normal ketika dia mengatakan itu, tidak terlalu bersemangat atau apa. Dia santai setiap kali dia harus datang dan melaporkan jika tidak ada media yang menunggu dia. Jika dia melihat seorang jurnalis, dia langsung berubah. Jika tidak ada orang yang dia kenal, okelah, ia akan menyapa semua orang, senyum, dia akan mengatakan selamat pagi untuk setiap anggota staf. Tapi jika ada media, wajahnya lalu berubah, ia menutup diri.”

Nona Ketut mengatakan ia telah meminta Corby, 39, mengapa media terus mengejarnya. “Mengapa dia begitu istimewa?” tanyanya kepada wartawan di luar kantornya.

Ditanya tentang hubungan Corby dengan Panangian Ben, pria Indonesia, Ketut mengatakan Corby tidak punya pacar.

“Kami tidak berbicara bahasa Inggris banyak, dia berbicara beberapa kalimat bahasa Indonesia, tapi kami tidak berbicara bahasa Inggris sehingga komunikasi terbatas,” kata Ms Ketut.

“Dia bukan orang yang sangat terbuka, kita harus berbicara dengannya secara perlahan untuk membuat dia terbuka kepada kami, sehingga kami dapat membimbingnya selama pembebasan bersyarat nya.”

Pada tanggal 27 Mei, Corby akan pergi ke kantor pembebasan bersyarat untuk terakhir kalinya sebelum dibawa ke bandara.

Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai Bali, Ari Budijanto, mengatakan prosedur standar adalah seorang tahanan akan segera dideportasi setelah ke dibawa ke kantor imigrasi sambil menunggu penerbangan mereka.

Ketika ditanya apakah media akan diizinkan untuk tinggal bersamanya seperti dilakukan media Channel 7 ketika dahulu mengikuti pembebasan Corby dari penjara, Ari mengatakan bawah menurut aturan imigrasi dia akan sendirian saja.

“Dia harus menunjukkan wajahnya ketika kita cocokan dengan kertas identifikasi, selain itu dia bisa menutupi wajahnya semua yang dia inginkan,” katanya. “Kami hanya perlu ID nya.” (Hsg/ SMH)