Labuan Bajo, Reportasenews – Polres Manggarai Barat mengimbau agar masyarakat tidak menyalakan kembang api atau berpesta saat malam pergantian tahun pada Rabu (31/12). 

Imbauan tersebut sebagai bentuk rasa empati bagi keluarga korban atas musibah tenggelamnya kapal wisata KM. Putri Sakina yang mengakibatkan tiga orang masih dinyatakan hilang.

“Kami mengimbau agar masyarakat tidak menyalakan kembang api, melakukan konvoi ataupun berpesta ditengah duka atas tenggelamnya kapal yang saat ini masih ada tiga orang yang dalam proses pencarian di selat Padar,” kata Kapolres Manggarai Barat, AKBP. Christian Kadang kepada Reportasenews.com, Rabu (31/12). 

Dia mengatakan proses pencarian bagi tiga orang penumpang KM. Putri Sakina masih terus berlangsung. Dan imbauan untuk tidak menyalakan kembang api dan tidak melakukan konvoi serta melaksanakan pesta pergantian tahun sebagai bentuk empati bagi keluarga korban. 

“Ini sebagai bentuk empati bagi keluarga korban (kapal tenggelam),” ujarnya. 

Dia menjelaskan selain peristiwa tenggelamnya kapal, bencana alam yang terjadi di Sumatera dan Aceh banyak menelan korban jiwa juga. Sehingga sudah sepatutnya rasa empati diberikan bagi keluarga para korban. 

Christian juga meminta agar masyarakat tetap menjaga keamanan sehingga situasi kamtibmas di Manggarai Barat tetap terjaga dengan tidak mengkonsumsi minukan keras, melakukan konvoi dan kebut-kebutan di malam pergantian tahun. 

KSOP Tutup Pelayaran ke Pulai Padar dan Komodo

Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo menutup sementara pelayaran ke Pulau Padar dan Pulau Komodo sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Penutupan pelayaran tersebut menyusul terjadinya kecelakaan laut tenggelamnya kapal wisata KM. Putri Sakina pada Jumat (26/12) lalu yang mengakibatkan tiga warga negara asing asal Spanyol masih dinyatakan hilang. 

“Untuk sementara kami tutup pelayaran ke Pulau Padar dan Pulau Komodo untuk mempermudah pencarian tiga korban yang masih hilang,” kata Kepala Kantor KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto dalam keterangannya. 

Dia mengatakan penutupan tersebut agar proses pencarian korban di sekitar Selat Padar bisa dilakukan secara maksimal oleh tim SAR gabungan. 

Disamping itu cuaca yang berubah-ubah atau sering terjadi anomali cuaca sangat membahayalan pelayaran ke Pulau Padar dan Komodo.(EB)